British Standards Institution Merekomendasikan LSP Teknik Manajemen Industri Raih Sertifikasi ISO 9001:2015

Kabar membanggakan dari LSP Teknik Manajemen Industri (LSPTMI), British Standards Institution (BSI) merekomendasikan LSP Teknik Manajemen Industri untuk meraih ISO 9001:2015. Rekomendasi disampaikan oleh Satriyo Budiawan kepada Direktur LSPTMI Ir. Catur Hernanto, MM, IPU, ASEAN Eng, pada closing meeting Audit ISO 9001:2015 stage 2 secara daring (online) pada Jum’at (27/01/2023).

Hadir pula dalam closing meeting perwakilan dari Yayasan Komunitas Teknik Industri, Dr. Ir. Tiena Gustina Amran, IPU, ASEAN Eng., dan Direktur LPK Teknik Manajemen Industri Ir. Yenny Widianty, MT, IPU, ASEAN Eng. Audit stage 2 ini telah berlangsung selama dua hari dari tanggal 26-27 Januari 2023.

Kepada Institusi LSPTMI, Satriyo Budiawan sebagai wakil dari BSI menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Direktur LSPTMI yang menjadikan BSI partner dalam proses sertifikasi ISO 9001:2015, juga semangat, komitmen, kerja sama, dan keramah tamahannya dalam pelaksanaan sistem manajemen mutu dengan penuh semangat dan antusias.

Dengan diraihnya ISO 9001:2015 diharapkan dapat meningkatkan kinerja dari staff dan asesor karena pencapaian ini bukan untuk kepentingan perseorangan akan tetapi kepentingan LSPTMI agar dapat meningkatkan daya saing melalui peningkatan kualitas mutu pelayanan sertifikasi kompetensi kerja BNSP yang diberikan.

Direktur LSPTMI juga berterimakasih kepada Konsultan ISO 9001:2015 Ir. M. Yusuf. ST., MM., CQM., IPU dari Konsultan Manajemen Industri, Manajer Manajemen Mutu LSPTMI Ir. Prihadi Waluyo, MM., IPM., ASEAN Eng., dan seluruh Manajer Unit dan staff LSPTMI yang tetap semangat dalam melakukan persiapan audit ISO 9001:2015.

Dalam kaitannya dengan proses menjamin mutu penyelenggaraan sertifikasi kompetensi kerja BNSP, LSPTMI berupaya melakukannya berdasarkan pada ISO 9001:2015 yang merupakan bagian dari sistem manajemen mutu (Quality Manajemen System/QMS). Sasaran QMS dari ISO 9001:2015 bertumpu pada peningkatan proses secara terus menerus dan mengelola risiko bisnis untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya.

LSPTMI berupaya menggunakan instrumen ISO 9001:2015 dalam rangka menyatakan komitmen untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan dalam penyelenggaraan proses sertifikasi kompetensi kerja BNSP. Dalam proses bisnis inilah penyelenggaraan proses sertifikasi kompetensi kerja BNSP sejak pendaftaran asesi hingga penerimaan sertifikat kompetensi kerja BNSP didasarkan pada standar mutu yang telah ditetapkan. Pada intinya kepuasan pelanggan dan stakeholder menjadi sasaran mutu yang ingin dicapai.
Congratulations, untuk LSP Teknik Manajemen Industri atas pencapaiannya!

Sertifikasi ISO 9001:2015 Stage 1 oleh British Standards Institution

Sertifikasi ISO 9001:2015 merupakan sertifikasi yang berorientasi pada layanan pelanggan dan standar manajemen mutu. Sertifikasi ISO dilakukan oleh Lembaga yang telah diakui oleh badan ISO internasional yang terdiri dari 2 tahap/stage, yaitu stage 1 dan stage 2. Stage 1 merupakan analisis awal oleh auditor lembaga sertifikasi dengan memeriksa system manajemen mutu yang ada sebagai gambaran awal untuk melakukan sertifikasi.

Pada kesempatan ini, LSP Teknik Manajemen Industri (LSPTMI) melaksanakan Audit ISO 9001:2015 stage 1 secara daring (online) pada Kamis (12/01/2023). Pelaksanaan Audit ini dihadiri oleh perwakilan dari Yayasan Komunitas Teknik Industri, Dr. Ir. Tiena Gustina Amran, IPU, ASEAN Eng, Direktur LPK Teknik Manajemen Industri Ir. Yenny Widianty, MT, IPU, ASEAN Eng, Direktur LSPTMI, Ir. Catur Hernanto, MM, IPU, ASEAN Eng, para Manajer unit LSPTMI dan beberapa staf yang terlibat dalam proses audit. Sedangkan yang bertindak sebagai Auditor dari The British Standards Institution (BSI) adalah Satriyo Budiawan.

proses audit. Sedangkan yang bertindak sebagai Auditor dari The British Standards Institution (BSI) adalah Satriyo Budiawan.
Pelaksanaan Audit stage 1 ISO 9001:2015 ini diawali dengan Opening Meeting oleh Direktur LSPTMI Ir. Catur Hernanto, MM, IPU, ASEAN Eng. Dalam Opening Meeting ini, beliau menyampaikan pelaksanaan audit ISO merupakan salah satu upaya LSPTMI untuk meningkatkan mutu pelayanan sertifikasi kompetensi kerja BNSP, adanya temuan dari auditor akan menjadi alat ukur untuk mengawal sistem penjaminan mutu di lingkungan LSPTMI. Beliau juga berharap semoga LSPTMI akan mendapatkan hasil terbaik meskipun pada kenyataannya nanti masih terdapat beberapa kekurangan.

Sebelum masuk ke tahap pengecekan dokumen, Satriyo Budiawan selaku Auditor BSI menjelaskan terlebih dahulu mengenai BSI dan teknis pelaksanaan audit Stage 1. Bapak Satriyo Budiawan menjelaskan tujuan audit stage 1 ini untuk melihat dokumen-dokumen kesiapan sebelum menghadapi stage 2, metode audit kali ini dilakukan secara Remote Audit (Virtual) dan BSI bukan untuk mencari kesalahan akan tetapi mencari kesesuaian bagaimana penerapan ISO 9001:2015 di Institusi LSPTMI.

Audit dilakukan sebagai upaya mengecek kelengkapan dokumen-dokumen yang ada di program studi.Pada Assesment Visit Stage 1 (satu) ini, auditor memberikan masukan-masukan terkait dengan dokumentasi manajemen system seperti Tindakan mengatasi peluang, Standard Operational Procedure (SOP), dan evaluasi survei kepuasan pelanggan. Sehingga nanti dapat diperbaiki sebelum dilaksanakan Assement Visit Stage 2 (dua).

Diharapkan dengan adanya ISO 9001:2015, selain akan membantu LSPTMI dalam menghadapi persaingan, juga menjadi kontrol penjamin mutu LSPTMI sehingga secara tidak langsung akan menumbuhkan kepercayaan masyarakat bahwa LSPTMI akan memberikan proses layanan sertifikasi kompetensi yang prima.

Kabar Baik! PMI Manufaktur RI Rekor Lagi, IHSG Tembus 6.000?

Sebelum libur Hari Lahir Pancasila Selasa kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 1,7% ke 5.947,463 di Senin (31/5). Kinerja positif tersebut berpeluang berlanjut pada perdagangan Rabu (2/6/2021), melihat data menunjukkan ekspansi sektor manufaktur Indonesia kembali mencetak rekor tertinggi.
Investor asing yang melakukan aksi borong saham big cap menjadi pemicu penguatan IHSG. Data pasar mencatat pada hari Senin aksi beli bersih (net buy) asing sebesar Rp 774 miliar di pasar reguler, dengan nilai transaksi yang cukup besar Rp 13,5 triliun.

Asing tercatat mengoleksi enam saham big cap, di mana sebagian besar asing mengoleksi saham bank big cap. Adapun saham bank big cap tersebut yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Selain saham bank big cap asing juga tercatat mengoleksi dua saham big cap lainnya, yakni PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Astra International Tbk (ASII).

Pagi ini, IHS Markit merilis data aktivitas sektor manufaktur bulan Mei yang dilihat dari purchasing managers’ index (PMI). Data menunjukkan PMI manufaktur Indonesia bulan Mei sebesar 55,3, melesat dibandingkan bulan sebelumnya 54,6.

PMI manufaktur di bulan April tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang masa, artinya di bulan Mei rekor tersebut pecah lagi.

Terus meningkatnya ekspansi sektor manufaktur tentunya menjadi kabar bagus bagi Indonesia, dan memperkuat optimisme akan lepas dari resesi di kuartal II-2021. Sektor manufaktur sendiri berkontribusi sekitar 20% terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Secara teknikal, IHSG di hari Senin sukses melewati resisten kuat di kisaran 5.890/5.900 yang sebelumnya menahan laju kenaikan.

Indikator stochastic pada grafik harian mulai bergerak naik setelah memasuki wilayah jenuh jual (oversold).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Sementara itu pada grafik 1 jam, stochastic bergerak dan belum mencapai wilayah overbought. Sehingga ruang penguatan IHSG masih terbuka lebar.

Target penguatan IHSG kini ke 6.000 hingga 6.015 yang berada di dekat rerata pergerakan 50 hari (Moving Average 50/MA 50). 6.000 juga merupakan level psikologis, sehingga area tersebut bisa menjadi resisten kuat. Jika…

Berita Selengkapnya dapat dibaca disini (Source) : https://www.cnbcindonesia.com/market/

RI Bergantung Produk Luar Negeri untuk Industri

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menginginkan Indonesia tidak lagi bergantung dengan produk luar negeri. Salah satu caranya dengan meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri untuk barang keperluan industri.
“Hari ini saya duduk kembali bersama lintas kementerian terkait dan asosiasi industri mendengarkan juga mengevaluasi program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) ini,” katanya dalam sebuah postingan Instagram, Jumat (7/5/2021).

Dia meminta agar pemerintah, BUMN, BUMD, badan usaha dan pemangku kepentingan lainnya ‘ wajib’ menggunakan produk dalam negeri dan mendukung program P3DN, sesuai arahan presiden. Hal ini guna menggerakkan roda perekonomian nasional.

Implementasi P3DN dianggap masih belum sesuai ekspektasi, sehingga menjadi persoalan yang belum terpecahkan. Luhut mau tegas baik di pihak pemerintah maupun swasta untuk memakai produk dalam negeri.

“Saya minta agar pengaturan definisi desain dari local content atau brand produk bangsa dihargai. Pengusaha harus bisa bersaing dari kualitas maupun harga,” jelas Luhut.

Dalam kalimat terakhirnya dia meminta kepada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) terlibat mengaudit semua badan usaha. Mana saja yang tidak menerapkan TKDN supaya diberi…

Berita Selengkapnya dapat dibaca disini (Source) : https://www.cnbcindonesia.com/news/

Making Indonesia 4.0, Kemenperin Pacu Industri untuk Transformasi Digital

Transformasi sistem produksi konvensional menjadi digital tentu membutuhkan komponen dan peralatan otomatisasi yang sesuai dengan kebutuhan pabrik. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, PT Omron Manufacturing of Indonesia (OMI) selaku produsen komponen elektronik dan peralatan otomatisasi Industri dalam negeri kembali berekspansi dan melakukan pendalaman struktur industrinya.

“Kementerian Perindustrian terus mendorong dan memfasilitasi percepatan industri dalam negeri dalam melakukan transformasi digital sesuai dengan peta jalan Making Indonesia 4.0. Implementasi teknologi industri 4.0 menjadi kunci dalam meningkatkan daya saing, khususnya untuk industri elektronika yang merupakan user sekaligus provider teknologi tersebut.” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Senin (26/1).

Sebagai informasi, OMI adalah produsen peralatan industri yang umumnya dipasarkan untuk industri lainnya. Produk seperti relay, switch, sensor, dan timer, dapat diaplikasikan dalam produk jadi ataupun untuk mendukung sistem produksi dalam pabrik.

OMI yang merupakan pabrik Omron terbesar di Kawasan Asia Pasifik juga konsisten melakukan ekspor ke berbagai negara atau kawasan seperti ASEAN, China, Jepang, Eropa dan Amerika Serikat. Pada tahun 2020, nilai ekspor perusahaan mencapai USD90 juta, relatif signfikan di tengah masa pandemi.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier menyampaikan pentingnya peralatan otomatisasi dalam mempercepat implementasi Making Indonesia 4.0.

“Teknologi manufaktur seperti big data, artificial intelligence (AI), robotics, internet of things (IoT) dan lain sebagainya hanya bisa diimplementasikan jika lini produksi pabrik didukung dengan peralatan-peralatan otomatisasi. Ke depannya, peralatan ini akan menjadi sebuah kebutuhan bagi industri agar tetap dapat bersaing di pasar,” paparnya.

OMI secara konsisten menambah investasinya di Indonesia dan berupaya untuk memproduksi peralatan-peralatan yang lebih kompleks di dalam negeri seiring dengan bertumbuhnya permintaan di pasar lokal. Presiden Direktur OMI, Irawan Santoso menyatakan, pihaknya bertekad terus memperkuat bisnis OMI di Indonesia.

“Setiap tahun OMI selalu meningkatkan investasi di Indonesia untuk membeli mesin dan peralatan yang akan digunakan untuk menunjang produksi produk eksisting ataupun produk potensial ke depannya. Pada tahun 2020, kami mengeluarkan USD 2,9 juta dan pada tahun 2021 kami menargetkan budget sebesar USD7,6 juta,” ungkap Irawan.

Ke depannya, perusahaan berencana untuk…
Selengkapnya dapat dibaca disni (Sumber) : https://www.kemenperin.go.id/artikel/…

Ekonomi Mulai Pulih, Industri Pendukung Bangunan Melaju Agresif

Oleh Ipak Ayu – Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA — Industri pendukung bangunan tahun ini tampaknya sudah mulai bisa tersenyum. Berbagai insentif pendorong dari penyerapan pasar baik sektor konstruksi dan properti yang sudah dijalankan mampu kembali menyeret permintaan yang seret hampir sepanjang tahun lalu. Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto mengatakan kinerja industri keramik di bawah naungan Asaki semakin membaik secara kuartalan. Sebelumnya, tingkat utilisasi pada kuartal IV/2020 sebesar 68 persen. Angka itu naik dari tingkat utilisasi sepanjang 2020 yang sebesar 58 persen dan meningkat pada kuartal I/2021 ini mencapai 75 persen.

“Level pencapaian utilisasi 75 persen merupakan yang tertinggi sejak 2015 lalu. Angka utilisasi 75 persen mencerminkan industri lebih cepat pulih dari estimasi sebelumnya,” katanya kepada Bisnis, Senin (26/4/2021).

Edy bahkan menilai pada April ini utilisasi sudah kembali meningkat ke level 80 persen. Menurutnya, pemberian insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pembelian rumah dan pelarangan pemanfaatan produk impor dari Kementerian PUPR untuk proyek infrastruktur dan properti menjadi salah satu katalis positif. Tak hanya itu, stimulus harga gas murah juga diakuinya telah meningkatkan daya saing industri pendukung bangunan.

Sementara itu, Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menyatakan kegiatan konstruksi infrastruktur dan proyek-proyek strategis bidang properti mulai berjalan pada akhir kuartal I/2021. Hal tersebut ditunjukkan dari bergeraknya konsumsi semen di hampir seluruh wilayah. Per Maret 2021, konsumsi semen hanya turun di Bali dan Nusa Tenggara sebesar 2,1 persen secara tahunan (yoy) menjadi sekitar 289.000 ton. “Dari hasil monitoring data, kelihatannya kegiatan infrastruktur dan proyek-proyek strategis sektor properti sudah bergerak kembali. Sudah cukup banyak provinsi di Indonesia yang menunjukkan nilai konsumsi positif,” kata Ketua Umum ASI Widodo Santoso kepada Bisnis belum lama ini.

ASI mencatat setidaknya ada 2 hal yang mendorong pertumbuhan produksi semen nasional terakselerasi pada akhir kuartal I/2021. Kedua faktor tersebut adalah kegiatan infrastruktur yang mulai bergerak dan akselerasi ekspor semen. ASI mendata ekspor semen per Maret 2021 mencapai 1,28 juta ton atau tumbuh 120 persen secara tahunan. Angka tersebut lebih tinggi dari realisasi Februari 2021 yakni sekitar 1,1 juta ton. Dia mengharapkan volume ekspor semen bisa dipertahankan di atas 1 juta setiap bulannya dengan realisasi total ekspor kuartal I/2021 sebesar 3,3 juta ton atau naik 130 persen secara tahunan. Sebaliknya, konsumsi semen nasional per Maret 2021 mencapai 5,33 juta ton atau tumbuh 11,4 persen secara tahunan. Adapun, produksi semen pada akhir kuartal I/2021 tumbuh 23 persen menjadi 6,62 juta ton. Kinerja positif tersebut membuat konsumsi semen nasional pada kuartal I/2021 tumbuh 2,2 persen menjadi 14,87 juta ton. Dengan demikian, produksi semen nasional selama 3 bulan pertama 2021 tumbuh 14,1 persen menjadi 18,19 persen. Kinerja tersebut mampu mengerek utilisasi industri semen nasional akan…

Selengkapnya dapat dibaca disini : https://ekonomi.bisnis.com/read/…